Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

KRONOLOGI TEGAKNYA KHILAFAH

Kronologi Tegaknya Khilafah (1924-2014)

Sesungguhnya kaum muslimin tidak pernah istirahat dari berjihad. Dari masa ke masa, baik pada masa kejayaan maupun masa kemunduran. Jihad terus ada sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW:

“Akan senantiasa tertambat kebaikan pada jambul kuda hingga hari kiamat, yaitu pahala dan ghanimah (rampasan perang)” (HR. Al Jamaah)

Hadits tersebut menunjukkan dengan kiasan yaitu “pada jambul kuda” yaitu peperangan. Sebab pada zaman nabi kuda adalah kendaraan perang paling canggih dan hal tersebut masih dipelajari oleh militer manapun di dunia ini sampai kapanpun. Kebaikan yang disebutkan adalah “pahala” dan “ghanimah” semakin memperjelas maksud hadits ini yaitu mengenai perintah untuk berperang hingga hari kiamat.

Imam Nawawi rahimahullah berkata dalam kitab Syarah Shohih Muslim ketika mengomentari hadits ini:

“Sabda Rosululloh SAW: “Akan senantiasa tertambat kebaikan pada jambul kuda hingga hari kiamat,” ditafsirkan oleh hadits lain dalam hadits shohih: “Kebaikan itu adalah pahala dan ghanimah.” Hadits ini menunjukkan bahwa Islam dan jihad akan tetap eksis hingga hari kiamat, maksud hingga hari kiamat adalah hingga sesaat sebelum kiamat terjadi, yakni ketika datang angin harum dari Yaman yang mencabut nyawa setiap mukmin, laki-laki maupun perempuan, sebagaimana terdapat dalam sebuah hadits shohih.”

Rasulullah SAW juga bersabda: 
“Jihad akan tetap berjalan sejak Allah mengutusku hingga umatku yang terakhir memerangi Dajjal, ia tidak akan dihentikan oleh kejahatan orang jahat ataupaun keadilan orang adil.” (HR. Abu Dawud)

Rasulullah SAW juga bersabda: 
“Akan selalu ada satu kelompok dari umatku yang berperang di atas kebenaran, mereka menang, hingga hari kiamat tiba.” (HR. Bukhari & Muslim)

Jika kita melihat negri kita, Indonesia, maka jihad tidaklah asing. Ia ada dan hidup ratusan tahun dan menjadi penyemangat dalam melawan kafir penjajah. Namun generasi baru kebanyakan lupa dan terpengaruh oleh barat dalam beragama sehingga seakan-akan menghilangkan jihad dari islam. Jika kita melihat apa spirit dari perlawanan rakyat indonesia, maka akan kita lihat spiritnya tiada lain adalah jihad fi sabilillah. 

Runtuhnya Khilafah Utsmani (1342 H/1924 M)

3 Maret 1924 Khilafah utsmaniyyah dibubarkan oleh seorang Yahudi yang menyamar menjadi seorang muslim, yaitu Mustafa Kemal Attaturk la’natullah alaih. Tahun 1924 hanyalah peruntuhan simbolis khilafah, sebab sejatinya khilafah telah runtuh jauh sebelumnya. Terjadi banyak penyimpangan dalam khilafah ini dan pada masa itu umat islam dalam keadaan jumud dan mundur, sementara kaum kafir eropa sedang bangkit karena mereka meninggalkan otoritas gereja.

Peruntuhan khilafah ini benar-benar dilakukan barat secara sistematis. Serangan dari sisi militer pada awalnya berhasil ditangkis, namun serangan budaya dan aqidah, utsmani tidak berdaya. Meskipun beberapa Khalifahnya berjuang melawan dan menghapus undang-undang barat tersebut, namun hal itu kembali ketika pada masa khalifah sesudahnya, bahkan utsmani membentuk parlemen, hal ini semakin menjauhkan utsmani dari sistem khilafah yang sebenarnya.  

Meskipun penyebab runtuhnya khilafah adalah karena kekalahan fisik dari negara kafir penjajah, namun sejatinya hal ini disebabkan oleh internal umat islam sendiri. Umat islam saat itu sudah mulai terpengaruh oleh budaya barat, pemikiran barat dan sistem pemerintahan barat. Sehingga ketika khilafah runtuh, umat islam seakan tidak berdaya dan menerima hal tersebut. 

Berdirinya Negara Zionis Israel (1367 H/1947 M)

Pada 14 Mei 1948 M Yahudi memploklamirkan kemerdekaan negara Israel. Hal ini telah disetujui sebelumnya oleh PBB (United Nation) pada tahun 1947 M. Yahudi mendirikan negara israel di tanah Palestina yang sebelumnya merupakan wilayah khilafah utsmani. Cita-cita pendirian negara Israel telah dicetuskan oleh Theodor Herzl sejak tahun 1897 M dalam Kongres I Zionis di Swiss. 

Theodor Herzl sebelumnya telah meminta pada Khalifah Abdul Hamid II untuk diberikan tanah palestina dengan iming-iming 35 juta lira emas, namun tawaran ini ditolak mentah-mentah oleh Khalifah. Setelah runtuhnya Khilafah Utsmani maka tidak ada lagi penghalang bagi gerakan Zionis Yahudi untuk mengambil alih tanah Palestina. 

Maka darah kaum muslimin pun tertumpah, bagai tak berharga. Tanah-tanah mereka dirampas. Rumah, masjid, sekolah, segalanya dihancurkan oleh Yahudi yang dibantu oleh Inggris. Diatas genangan darah kaum muslimin itulah negara Israel didirikan. Maka konflik kaum muslimin dengan Zionis Yahudi tetap abadi hingga Yahudi hengkang dari tanah Palestina.

Jihad Afghanistan melawan Rusia (1400 H/1979 M)

Tahun ini adalah awal abad ke 15 umat islam. Pada tahun ini geliat kebangkitan umat islam mulai muncul dengan jihad di afghanistan melawan Uni Soviet / Rusia. Rusia saat itu menginvasi umat islam di Afghanistan dan menwaskan lebih dari satu juta umat islam. Tokoh penting jihad afghanistan adalah Usamah bin Ladin dan Abdullah Azzam, dua tokoh ini dianggap oleh barat sebagai orang yang paling bertanggungjawab terhadap bangkitnya gerakan jihad pada abad 20. Jihad Afghanistan berhasil menarik kaum muslimin dari berbagai penjuru dunia untuk berangkat kesana. Jihad ini dianugerhai Allah kemenangan dan berhasil memukul mundur Rusia dari Afghanistan.

Berdirinya Al-Qaidah di Afghanistan (1409 H/ 1989 M)

Setelah Rusia kalah dan meninggalkan Afghanistan, sempat terjadi konflik antar rakyat Afghanistan. Rakyat yang kemarin satu komando, menjadi berpecah belah dan masing-masing pihak ingin menguasai daerah sendiri-sendiri. Perang sipil pun terjadi, hal ini menyebabkan banyak mujahidin kembali ke negri mereka masing-masing. Syeikh Usamah bin Ladin pun mendirikan Al-Qaidah,  sebuah gerakan jihad global yang kelak menjadi musuh nomor satu negara kafir penjajah, terutama Amerika Serikat (AS). 

Al-Qaidah sadar bahwa musuh utama umat islam adalah negara kafir penjajah barat, terutama Amerika serikat yang melakukan kejahatan di banyak negri muslim. Bebebrapa prestasi Al-Qaidah adalah berhasil menembak jatuh Helikopter milik AS di Somalia, peristiwa ini lebih dikenal dengan Black Hawk Down. Peristiwa ini bahkan dibuat film oleh AS, meski banyak sekali propaganda busuk didalamnya dalam rangka menjelek-jelekkan mujahidin Al-Qaidah. Prestasi lainnya adalah berhasil menghancurkan gedung WTC di AS melalui pembajakan pesawat. Peristiwa yang sangat memalukan bagi AS tersebut dan membawa kerugian besar. 

Kebangkitan Mujahidin Taliban di Afghanistan (1414 H/1994 M)

Saat Afghanistan dilanda krisis perang sipil, Taliban muncul sebagai pihak yang memerangi dan menumpas para gerombolan perampok. Taliban dibawah pimpinan Mullah Omar berhasil menciptakan kemanan di wilayah yang dikuasainya. Wilayahnya pun terus meluas hingga merata di seluruh wilayah di Afghanistan. Hal ini menarik Usamah bin Ladin (Al-Qaidah) untuk kembali ke Afghanistan dan berjuang bersama.

Taliban mendirikan Imarah Islam Afghanistan (IIA), yang berarti pemerintahan islam afghanistan. IIA menerapkan hukum syariah di wilayahnya, namun menolak disebut sebagai khilafah. Bahkan IIA mengakui batas-batas wilayah dengan negara lain. Artinya IIA mencukukpan diri sebagai negara islam regional.

9/11 Strategi Al-Qaidah Memancing macan Turung Gunung (1422 H/2001 M)
Al-Qaidah membuat dunia terkejut dengan sebuah peristiwa yang dikenal dengan 9/11. Amerika Serikat yang diklaim memiliki keamanan tingkat tinggi mampu dipecundangi oleh Usamah bin Ladin. Menara kembar WTC yang merupakan salah satu pusat ekonomi AS pun runtuh, menimbulkan korban jiwa dan kebangkrutan ekonomi. 

AS pun menjawab serangan 9/11 tersebut dengan mengirimkan pasukan ke Afghanistan. Perang pun dimulai, strategi AL-Qaeda berhasil dengan memancing AS datang ke Afghanistan, dimana medannya tidak dikuasai AS. Meski AS mampu meluluhlantakkan Afghanistan, namun AS tidak bisa menghabisi Al-Qaeda dan Taliban, yang ada justru korban dari kalangan tentara AS semakin banyak dan sebagian lainnya mengidap penyakit jiwa lantaran ketakutan. Korban sipil yang ditimbulkan oleh penyerangan AS menyulut kemarahan umat islam dan memancing umat islam untuk menyerang AS di segala penjuru negri. AS pun menggelontorkan dana yang sangat banyak, sekitar 6 Milyar USD perbulan dihabiskan untuk perang di Afghanistan namun tetap saja Al-Qaeda dan Taliban tak bisa terkalahkan bahkan semakin kuat.

Invasi Iraq dan Terbentuknya Al-Qaeda fi Iraq (1424 H/2003 M)

Najis AS Menginjak-injak Masjid di Iraq
Amerika Serikat melakukan invasi ke Iraq untuk menjatuhkan rezim Saddam Husein. Invasi tersebut beralasan bahwa Saddam Husein memiliki senjata pemusnah masal, namun ini alasan yang terbukti bohong. Tiada lain tujuan AS adalah merebut sumber-sumber minyak di Iraq. Bersama Syiah dan Komunis Kurdi, AS pun berhasil meruntuhkan rezim Saddam Husein. Namun ada ancaman yang tidak disadari AS, yaitu Al-Qaeda fi Iraq (AQI) yang sebagian besar merupakan muhajirin dari Afghanistan yang sudah berpengalaman menghadapi AS.

Loyalis Saddam Husein yang berasal dari partai Ba’ats (sebuah partai sosialis) banyak yang bergabung ke AQI. Hal ini karena kebanyakan loyalis Saddam berasal dari Muslim sunni, tentu saja mereka harus bersyahadat ulang dan memperbaiki keyakinan-keyakinan syirik mereka sebelum masuk ke dalam AQI. AQI pun terus melawan pasukan koalisi AS, dan mendapat kemenangan yang tidak sedikit. AS berhasil menghabisi rezim Saddam Husein, namun gagal dalam menghabisi AQI sampai ditariknya pasukan AS dari Irak pada tahun 2011. AS berhasil membentuk pemerintah syiah dan otonom kurdi, namun gagal menguasai sebagian besar wilayah Irak yang tetap berada di tangan mujahidin.

Berdirinya Majelis Syuro Mujahidin dan Daulah Islam Irak (1426 H/2006 M)

Abu Mush'ab Azzarqawi
AQI yang dipimpin oleh Abu Mush’ab Azzarqawi bersama dengan faksi mujahidin lainnya, yaitu: Jaisy Thoifah Manshuroh, Saroya Anshor Tauhid, Saroya Jihad Islami, Saroya Al-Ghuroba, Kataib Al-Ahwal bersepakat membentuk Majelis Syuro Mujahidin (MSM). Majelis ini didirikan untuk segera mendirikan Daulah Islam di wilayah bekas Saddam Husein yang mereka kuasai. Pembentukan MSM ini mendahului pelantikan rezim boneka Irak, Nuri Almaliki. 

MSM terus menggalang dukungan (thalabun nushrah) kepada faksi-faksi lain dan kepada kepala suku setempat untuk menggabungkan wilayah mereka menjadi satu, dan mendirikan Daulah Islam. Banyak sekali suku-suku yang mendukung MSM, dianataranya: Al-Dulaim, Al-Jabbur, Al-Ubaid, Zuubaa, Qays, Azza, Al-Tay, Al-Janabiyiin, Al-Halaliyiin, Al-Mushohada, dll. Maka dibaiatlah amirul mukminin pertama Daulah Islam Irak, yaitu Abu Umar Albaghdady.

Abu Umar Albagdady adalah seorang muslim mujahid yang berasal dari suku Qurays. Terpenuhinya syarat beliau baik dari syarat in’iqad maupun syarat afdhaliyyat menjadikan beliau tidak ditolak oleh seluruh pihak MSM dan suku-suku setempat. Maka jelas bahwa telah terbentuk dua negara yang berbeda di bekas kekuasaan Saddam Husein, yang pertama adalah Daulah Islam Irak (mandiri) dan kemudian menyusul Republik Irak (boneka AS). Masing-masing memiliki wilayah, hukum, pengaturan urusan rakyat, sistem pemerintahan yang berbeda. 

Syahidnya Abu Umar Albaghdady dan diangkatnya Abu Bakar Albaghdady (1431 H/2010 M)

Abu Umar Albaghdadi
Abu Umar Albagdady menepati janjinya dengan syahidnya beliau. Ahlul Halli wal Aqdi (Dewan suksesi pengganti amirul mukminin, terdiri dari orang-orang yang berilmu) segera melakukan musyawarah, dan hasilnya membaiat Abu Bakar Albgadady (nama aslinya Dr. Ibrahim ibnu Awwad), seorang yang juga memenuhi syarat in’iqad dan syarat afdhaliyyat, seperti pendahulunya beliau juga merupakan keturunan Rasulullah SAW sehingga jelas beliau adalah Quraisy.






Revolusi Arab, Tumbangnya Raja-raja Mulkan Jabbariyyah (1431 H/2010 M)

Pada desember 2010, Tunisia bergolak karena rakyatnya melakukan protes pergantian rezim diktator (mulkan jabbariyyah). Peristiwa tersebut mengawali Arab Spring atau revolusi arab, sebuah momen pemberontakan rakyat kepada rezim diktator yang selama ini menindas mereka. Revolusi Arab dimulai dari Tunisia (Ben Ali), kemudian berlanjut ke Mesir (Husni Mubarok), Libya (Muammar Ghadafi), Yaman (Ali Abdullah Saleh), dan Suriah (Bashar Assad). Negara diktator arab lainnya seperti Arab Saudi juga mengalami namun penguasanya berhasil mengatasi pemberontakan tersebut.

Barat yang sebelumnya bersekutu dengan para diktator arab, kini merancang ulang strategi mereka. Barat ingin membajak revolusi arab tersebut agar kepentingan mereka tidak terganggu. Barat bahkan menginginkan revolusi tersebut menguntungkan mereka. Barat mendorong agar revolusi tersebut menghasilkan pemerintahan yang demokratis, yang itu artinya pemerintahan yang lebih mudah dikendalikan oleh barat. 

Lain barat, lain pula islamis (sebutan untuk pejuang islam). Islamis juga ikut “mendompleng” revolusi tersebut, tujuannya agar revolusi tersebut menghasilkan tegaknya syariah. Ikhwanul Muslimin (IM), Hizbut Tahrir (HT) dan Salafi Jihadi masing-masing berupaya mengarahkan revolusi sesuai dengan metode masing-masing. IM pada perjalanan awalnya sesuai dengan kepentingan barat, yaitu mengubah sistem diktator menjadi sistem demokratis, hal ini berhasil membawa IM menuju kemenangan pada pemilu di Mesir paska tumbangnya diktator Husni Mubarak. 

Parlemen pun dikuasai IM dan presiden yang terpilih pun dari tokoh IM, yaitu Muhammad Mursi. Namun tak lama berkuasa, Muhammad Mursi pun dikudeta oleh militer didikan AS yang dikomandoi Abdel Fattah Alsisi. Kemungkinan besar dikudetanya Muhammad Mursi disebabkan AS tidak percaya pada IM, karena meskipun IM demokratis dan tidak (atau belum) mengganggu kepentingan AS, bahkan menghormati perjanjian dengan Israel (Perjanjian Camp David), namun tetap saja AS tidak mau jika yang berkuasa “berbau” islamis.

Hizbut Tahrir juga tak mau ketinggalan, HT tampil dengan berupaya memimpin revolusi itu, mengarahkan massa agar kembali pada islam dengan menegakkan Khilafah dan mengingatkan massa agar tidak terpengaruh oleh barat. Beberapa dukungan pun berhasil didapat, namun opini ini “ditenggelamkan” oleh media mainstream yang pro demokrasi. Yel-yel khilafah dan poster khilafah yang diangkat massa tidak dipublikasikan, yang ditampilkan justru massa lain yang meneriakkan yel-yel demokrasi dan kebebasan.

Para Diktator Arab
Jihadis tampil dengan “jiwa singa”, yaitu mengajak massa agar meninggalkan demokrasi, PBB, dan perjanjian-perjanjian omong kosong lainnya. Kemudian mengajak massa agar mengangkat senjata dan melawan para diktator. Di Libya misalnya mereka berhasil meruntuhkan Muammar Ghadafi, namun revolusi tersebut direbut oleh milisi pro AS sehingga terbentuk pemerintahan demokrasi. Namun hingga buku ini ditulis, pertempuran islamis dan pro AS tetap berlangsung. Revolusi arab bukanlah hal yang baru, namun hanya terusan dari perjuangan yang telah berlangsung lama, mulai dari Al-Shabab di Somalia, Boko Haram di Nigeria, Anshar Bayt Almaqdis di Sinai, Mesir dan Palestina, Al-Qaeda Islami Magrib (AQIM) di afrika utara, Daulah Islam Irak, Imarah Islam Kaukasus, Imarah Islam Afghanstan, dll.

Pada akhirnya revolusi tersebut berhasil menumbangkan rezim, tapi gagal dalam mengganti dominasi barat. Barat tetap mendominasi, hanya dengan mengubah wajah para penguasa boneka. Namun ada satu tempat yang sampai buku ini ditulis pun masih bergolak, dialah revolusi suriah. Suriah atau Syam adalah tempat yang banyak dinubuatkan oleh Nabi Muhammad SAW sebagai tempat berlangsungnya perang akhir zaman, sehingga diperkirakan perang akan berlangsung lama.

Revolusi Suriah, Harapan Hadirnya Khilafah (1433 H/2011 M)

Trio Syiah: Hasan Nasrullatta - Bashar Assad - Ahmadinejad
Revolusi dimulai ketika gelombang demonstrasi damai dijawab oleh rezim Bashar Assad dengan tangan besi. Seperti bapaknya (presiden sebelumnya), Bashar Assad sangat kejam dalam menghadapi setiap oposisinya. Tentara suriah dikerahkan untuk membunuhi para demonstran, bahkan basis-basis tempat oposisi pun dibombardir, termasuk anak-anak dan wanita.

Bashar Assad yang beragamakan syiah nushairiyyah, tentu menjadi sekutu Iran dan gerakan Hizbullat Lebanon. Syiah sebenarnya minoritas di Suriah, dan mayoritas rakyatnya Ahlusunnah / sunni. Masyarakat sunni menjawab pembantaian Bashar Assad dengan jihad. Maka terbentuklah katibah-katibah atau brigade-brigade untuk melawan tentara rezim. Tidak hanya rakyat suriah, muslim dari luar suriah juga datang berduyun-duyun menyambut panggilan jihad melawan rezim syiah tersebut.

Jabhah Nushrah
Daulah Islam Irak, yang dipimpin oleh Abu Bakar Albaghdady saat itu, merespon pembantaian Bashar Assad dengan membentuk Front. Front tersebut adalah Jabhah Nushrah, sebuah front yang kemudian menjadi front terkuat dalam melawan Bashar Assad. Setengah kas negara (baitul mal) Daulah Islam Irak digelontorkan untuk biaya perang jabhah nushrah. Front tersebut dipimpin oleh Abu Muhammad Aljaulani, seorang kepercayaan Abu Bakar Albagdady.

Jabhah Nushrah yang terdiri dari para mujahidin yang kebanyakan prajuritnya telah berpengalaman dapat menguasai wilayah yang luas di Suriah. Maka Daulah Islam Irak mendeklarasikan namanya menjadi Daulah Islam fi Iraq wa Syam atau yang lebih terkenal dengan Islamic State in Iraq and Sham (ISIS).

Berdirinya ISIS dan Pecahnya Mujahidin (1434 H/2013 M)

Mujahid ISIS
Abu Muhammad Aljaulani yang ditugaskan memimpin jabhah nushrah mulai menampakkan pemberontakan kepada Daulah Islam Irak. Beliau mulai membentuk pemerintahan (imarah) sendiri, mengkritik kebijakan Daulah, dan menolak tugas yang diberikan Daulah. Amir Daulah Islam Irak, Syeikh Abu Bakar Albagdady memutuskan kebijakan untuk melebur jabhah nushrah dan Daulah Islam Irak menjadi satu, yaitu Daulah Islam fi Irak wa Syam (ISIS). Jabhah nushrah dibubarkan, namun Jaulani menolak hal tersebut dan tetap ingin memimpin jabhah nushrah, maka pecahlah mujahidin jabhah nushrah, sebagian tetap bersama Jaulani dan sebagian besar kembali bersama Daulah. 

Konflik ini semakin diperkeruh dengan bayan dari Al-Qaeda pusat yang dipimpin Syeikh Ayman Azzhawahiri agar Daulah Islam Irak fokus menggarap jihad di Irak dan meninggalkan medan Suriah. Al-Qaeda menawarkan solusi agar Jabhah Nushrah (yang telah diambil alih Al-Qaeda) berjihad di Suriah dan Daulah Islam Irak berjihad di Irak saja. Al-Qaeda menganggap dirinya berhak memerintahkan seperti karena merasa sebagai pimpinan Daulah Islam Irak, padahal Al-Qaeda fi iraq telah bubar sejak lama. Tentu saja permintaan Al-Qaeda pusat tersebut ditolak oleh Abu Bakar Albaghdady, karena jihad tidak memiliki batas dan sebuah daulah islam memang layak untuk terus ekspansi. Albaghdady juga menegaskan bahwa Daulah Islam Irak tidak berada dibawah Al-Qaeda, sebab pembentukan Daulah Islam Irak bukan hanya oleh Al-Qaeda, tapi juga dengan banyak gerakan jihad lain dan suku-suku muslim sunni di Irak.

Akibat konflik ini, terjadi berbagai adu domba yang bahkan sempat terjadi perang saudara. Namun hal tersebut dicegah seminimal mungkin oleh ISIS, ISIS tidak menyerang brigade atau front manapun yang tidak menyerangnya, walaupun sebelumnya mungkin front tersebut pernah memeranginya. ISIS lebih berkonsentrasi dalam melawan Rezim suriah, dan harus diakui bahwa saat itu ISIS menjadi kekuatan nomor satu di Suriah, padahal ISIS murni mandiri, tanpa backing  seperti brigade-brigade lain yang sebagian dibeking oleh Negara-negara arab dan barat.

Paska konflik itu ISIS seakan menjadi musuh bersama. Baik dari kalangan Syiah, Pemberontak suriah sekuler (FSA), dan kini jabhah nushrah. Fitnah pun menyebar dengan cepat, hingga sampai ke negri Indonesia. Di Indonesia, perseteruan mujahidin terlihat dari media pro Al-Qaeda, yang dulunya sangat mendukung Daulah Islam Irak, menjadi pecah. Sebagian tetap mendukung Daulah, dan sebagian lainnya memilih bersama Al-Qaeda pusat untuk menjatuhkan ISIS.

Dimusuhi, ISIS Baqiyah (1435 H/2014 M) 

Ditengah gempuran baik dari pihak lawan maupun kawan, ISIS semakin menunjukkan eksistensinya. Sebuah kota terbesar kedua di Irak, Mosul, yang saat itu berada dibawah kekuasaan rezim syiah  Nuri Almaliki berhasil ditaklukkan ISIS. Slogan baqiyah (tetap jaya) semakin membahana, hal ini menunjukkan bahwa tanpa dukungan Al-Qaeda pun ISIS tetap bisa eksis.

Hanya dalam waktu lima hari, Mosul jatuh dan menjadi wilayah ISIS. Mosul adalah kota terbesar kedua setelah Baghdad, didalamnya menjadi basis perekonomian pemerintah syiah Irak. Rampasan perang pun sangat banyak, mulai dari Helikopter, Tank, senjata, emas batangan dan uang tunai.

Bubarnya ISIS, dan Dideklarasikan Khilafah (1435 H/2014 M)

2014-2015 Kekuasaan ISIS di Suriah
ISIS semakin jaya, kekuasaannya luas membentang dari Aleppo di Suriah hingga Diyala di Irak. ISIS memiliki wilayah yang lebih luas dari Inggris raya, luasnya wilayah itu diakui oleh barat maupun timur, baik oleh lawan maupun kawan. Mahkamah-mahkamah syari’ah terbentuk, zakat dan jizyah telah ditarik dan didistribusikan, madrasah-madrasah, polisi lalu lintas, perdagangan, semuanya dibawah kontrol  ISIS. Maka hanya satu kewajiban yang tertinggal, yaitu ditegakkan khilafah. Sebuah pemerintahan islam untuk seluruh kaum muslimin, bukan hanya Irak dan Suriah.

Bagi yang mengetahui realitas ISIS maka mereka akan berucap “apa lagi hal yang menghalangi untuk ditegakkannya khilafah?!” hal itu karena semua syarat berdirinya khilafah telah dimiliki ISIS. 1 Ramadhan 1435 H, Setelah bermusyawarah dengan suku-suku di Suriah, ISIS membubarkan diri dan mengumumkan berdirinya khilafah. Setelah bermusyawarah dengan para pembesar kabilah di Suriah, Mereka sepakat memberikan baiat kepada Abu Bakar Albagdady, seluruh wilayah ISIS menyambut gembira dengan turun ke jalan-jalan. Berita gembira tersebut segera menyebar ke negri-negri lainnya, dan disambut suka-cita, kecuali oleh orang-orang yang dengki.

Kekuasaan Khilafah di Iraq dan Suriah
Tentu saja umat islam menyambutnya dengan gembira, sebab telah lama sekali umat islam hidup tanpa Imam/Khalifah. 90 tahun umat islam hidup tanpa khilafah, bahkan sebagian generasi muda muslim tidak tahu apa itu khilafah. Selama itu pula umat islam hidup tanpa harga diri, mereka dibunuhi, dijajah, dicabik-cabik negrinya, diperkosa muslimahnya, ditipu rezim boneka, tanpa ada pembela. Dengan berdirinya khilafah, maka penderitaan ini akan segera berakhir, dan diharapkan umat islam bisa menjadi khairu ummah kembali. Tentu ini tidak gratis, atau terwujud seperti tiba tiba, namun harus dengan perjuangan baik dengan merah darah syuhada maupun tinta hitam Ulama. 

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar