Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Kepada Seluruh Kaum Muslimin di Seluruh Dunia

Wahai Kaum Muslimin dimanapun engkau berada...

Khilafah telah berdiri secara haq, namun ini bukanlah akhir perjuangan. Bukan berarti dengan tegaknya khilafah, maka berhenti segala permasalahan kaum muslimin. Bukan berarti dengan tegaknya khilafah, kaum muslimin langsung bisa sejahtera, harga-harga murah, pendapatan tinggi, dll. Sungguh tegaknya khilafah ini membuat kaum kafir marah, yang itu artinya agenda pertama adalah perang.

Telah berlalu kisah suri tauladan kita, Muhammad SAW, ketika beliau menegakkan Daulah Islam di Madinah. Apakah rakyat Madinah langsung sejahtera? Tidak, melainkan rakyat Madinah membayar tegaknya islam itu dengan puluhan peperangan melawan kaum kafir. Orang yang menyangka bahwa dengan tegaknya khilafah, segala masalah langsung beres, berarti salah dalam memahami khilafah.

Kaum muslimin pasti akan menjadi kaum yang mulia, sebab ia adalah umat yang terbaik. Akan tetapi kemuliaan tidak dapat diraih, kecuali dengan jihad. Selama kaum muslimin masih mencintai jihad, melaksanakan jihad, dan mempersiapkan jihad maka disitu kaum muslimin akan mulia. Namun ketika kaum muslimin lebih suka berdagang dan bercocoktanam, lalu meninggalkan jihad, maka pasti akan terhina. Rasulullah SAW bersabda:

“Apabila kalian telah berjual beli dengan cara ‘inah (riba), dan kalian telah disibukkan memegang ekor-ekor sapi, dan telah senang dengan bercocok tanam dan juga kalian telah meninggalkan jihad, niscaya Allah akan kuasakan/timpakan kehinaan kepada kalian, tidak akan dicabut/dihilangkan kehinaan tersebut hingga kalian kembali kepada agama kalian.” (HR. Ahmad)

Allah SWT berfirman:

Hai orang-orang yang beriman, Apakah sebabnya bila dikatakan kepadamu: "Berangkatlah (untuk berperang) pada jalan Allah" kamu merasa berat dan ingin tinggal di tempatmu? Apakah kamu puas dengan kehidupan di dunia sebagai ganti kehidupan di akhirat? Padahal kenikmatan hidup di dunia ini (dibandingkan dengan kehidupan) diakhirat hanyalah sedikit. (QS. At-Taubah: 38)

Rasulullah SAW bersabda: “Hampir-hampir umat-umat (di luar kalian) mengerumuni kalian sebagaimana orang-orang yang makan mengerumuni piring hidangannya.” Ada yang bertanya kepada beliau: “Apakah disebabkan jumlah kita sedikit pada saat itu?” Rasulullah SAW menjawab: “Bahkan kalian pada hari itu jumlahnya banyak, akan tetapi kalian hanyalah buih seperti buih yang dibawa air bah (banjir) dan sungguh Allah akan mencabut dari dada-dada musuh kalian rasa segan (ketakutan) terhadap kalian dan Allah akan lemparkan ke dalam hati-hati kalian al-wahn.” Seseorang bertanya lagi: “Wahai Rasulullah, apakah al-wahn itu?”, beliau SAW menjawab: “Cinta dunia dan takut mati,”(HR. Ahmad)

Tegaknya Khilafah akan membawa pertempuran panjang, ini adalah konsekuensi logis. Namun pertempuran ini akan membuat kaum muslimin mulia, dan membuat kaum kafir terhina. Bagaimana tidak, Amerika Serikat tanpa malu mengajak koalisi 60 negara (kemungkinan terus bertambah) hanya untuk memerangi Khilafah. Ini artinya AS sebenarnya sudah mengakui kekuatan Khilafah, setara dengan kekuatan 60 negara, Allahuakbar!. Lebih terhina lagi manakala, perang itu tidak berhasil menghancurkan Khilafah, dan justru pemimpinnya yang hancur mukanya dihadapan rakyatnya karena telah menghabiskan dana yang sangat banyak sementara mereka lalai dalam mengurus rakyatnya.

Perjalanan jihad di Irak, semenjak gerakan Jamaah Tauhid wal Jihad hingga saat ini dan kapanpun menunjukkan bahwa jihad telah membawa kemuliaan hakiki bagi kaum muslimin. Dulu mereka hanya bersenjatakan apa adanya dan pasukan sedikit, kini senjata-senjatanya semakin canggih dan pasukan yang sangat banyak dan terus bertambah. Dulu kekuasaan mereka hanya di Irak, namun kini merambah Suriah, Mesir, Libya Nigeria dan terus akan bertambah tanpa henti. Serangan pengecut AS lewat udara tidak menghentikan laju expansi Khilafah, justru Khilafah makin luas.  

Seluruh mata dunia tertuju pada wilayah Daulah Khilafah Islamiyyah, hari makin hari mereka mulai mengakui kekuatan pasukan Khilafah. Bahkan mereka pun tahu rahasia mengapa pasukan Khilafah begitu tangguh, yaitu tidak takut mati! Justru mati syahid telah menjadi cita-cita seluruh pasukan Khilafah. Sementara lawannya dari kalangan syiah, komunis, yahudi, dan tentara boneka, mengharap hidup dari perang. Lihatlah penaklukan bandara Tabqa di Suriah, dimana ratusan pasukan syiah digiring dan ditelanjangi kemudian dibunuh satu-persatu, begitu hinanya mereka. Padahal dulunya pasukan syiah itu adalah orang yang gagah perkasa dalam membantai kaum muslimin.

Pada masa depan, kita akan melihat pertempuran demi pertempuran. Hal ini tidak akan selesai, hingga bendera islam menancap disetiap negri atau kiamat sudah tiba. Maka lupakanlah jika engkau, wahai umat islam, di masa depan mau hidup enak di rumah bersama keluarga dan meninggalkan jihad. Melainkan persiapkan dirimu untuk terjun dalam jihad dengan seluruh potensi yang dimiliki. Allah SWT berfirman:

"Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah dan musuhmu dan orang orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalasi dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan). (QS. Al-Anfal: 60)

Ibnu Jarir al-Thabari rahimahullah berkata dalam menafsirkan "kekuatan apa saja yang kamu sanggupi" : Apa saja yang kamu sanggup menyiapkannya untuk menghadapi mereka dari berbagai alat yang menjadi bekal kekuatan bagimu dalam menghadapi mereka berupa persenjataan dan kuda." (Tafsir al-Thabari: 10/29)

Ibnu Katsir rahimahullah berkata, "Allah Ta'ala memerintahkan untuk menyiapkan alat-alat perang untuk memerangi mereka sesuai dengan kekuatan, kemampuan, dan kesanggupan. Karenanya Allah Ta'ala berfirman, "Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi," artinya kekuatan apa saja yang bisa kamu usahakan, dan juga dari kuda-kuda yang ditambat (dilatih)." (Tafsir Ibnu Katsir: 2/322)

Bagi siapa saja yang bisa berangkat menuju Khilafah maka itu diwajibkan atasnya, dan bagi yang belum sanggup maka dia tetap wajib mengusahakannya agar bisa hijrah ke wilayah Khilafah. Hal ini diwajibkan sebab Allah SWT mewajibkan kaum muslimin untuk hijrah dari darul kufur menuju darul islam. Sebagaimana dulu Nabi Muhammad SAW mewajibkan kaum muslimin untuk hijrah ke Madinah, namun beberapa muslim enggan dan masih memilih tinggal di Makkah. Saat terjadi perang Badar, kaum muslin yang di makkah itu dipaksa untuk ikut berperang melawan kaum muslimin. Diantara mereka ada yang terbunuh saat perang itu. Hal ini diterangkan oleh Allah SWT dalam firmannya:
"Sesungguhnya orang-orang yang diwafatkan Malaikat dalam Keadaan Menganiaya diri sendiri, (kepada mereka) Malaikat bertanya : "Dalam Keadaan bagaimana kamu ini?". mereka menjawab: "Adalah Kami orang-orang yang tertindas di negeri (Mekah)". Para Malaikat berkata: "Bukankah bumi Allah itu luas, sehingga kamu dapat berhijrah di bumi itu?". orang-orang itu tempatnya neraka Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali". (QS. Annisa: 97)

Namun hal ini dikecualikan untuk kaum muslimin yang memang tidak memiliki jalan untuk hijrah. Misalnya tidak memiliki dana, dipenjara, dicekal, tidak tahu jalannya, dll. Allah SWT berfirman:

"Kecuali mereka yang tertindas baik laki-laki atau wanita ataupun anak-anak yang tidak mampu berdaya upaya dan tidak mengetahui jalan (untuk hijrah), Mereka itu, Mudah-mudahan Allah memaafkannya. dan adalah Allah Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun. (QS. An-Nisa: 98-99)

Jika dana menjadi kendala maka wajib mengusahakan agar memiliki dana dengan cara yang halal. Jika hal ini diniatkan memang serius untuk hijrah, insya Allah akan dihitung sebagai ibadah dalam rangka memenuhi kewajiban. Jika dipenjara maka kaum muslimin lainnya wajib mengusahakan agar dapat dibebaskan, sebagaimana kewajiban membebaskan tahanan. Jika dicekal menjadi halangan, maka carilah jalan lain agar bisa tetap hijrah sampai bisa menemukan jalan lain itu. Jika tidak tahu jalannya, maka wajib mencari tahu sampai mengetahui jalan itu.

Hal yang harus diperhatikan sebelum hijrah adalah persiapan mental, fisik, dan dana. Persiapan mental yaitu harus diketahui bahwa Hijrah bukan tamasya atau rekreasi, tapi adalah perjalalan yang berisiko tinggi, yang nyawa adalah taruhannya. Jangan berharap apapun kecuali hanya ridha Allah, jangan meniatkan hal lain entah itu eksistensi diri, wanita, harta, dll. Sebab suatu amalan dinilai dari niatnya. Jika jalan hijrah belum terbuka, manfaatkanlah dengan lebih banyak mempelajari Islam, persiapan fisik dan bahasa arab.

Rasulullah SAW bersabda : “Sesungguhnya setiap  perbuatan tergantung niatnya.  Dan  sesungguhnya  setiap  orang  (akan dibalas) berdasarkan apa yang dia niatkan. Siapa yang hijrahnya karena (ingin mendapatkan keridhaan) Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada (keridhaan) Allah dan Rasul-Nya. Dan siapa yang hijrahnya karena dunia yang dikehendakinya atau karena wanita yang ingin dinikahinya maka hijrahnya (akan bernilai sebagaimana) yang dia niatkan.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Persiapan fisik yaitu melatih fisik agar siap terjun dalam kancah perang. Memang ketika tiba dalam wilayah Khilafah akan ada pelatihan militer, namun jika jalan hijrah belum terbuka maka manfaatkanlah waktu itu untuk melatih fisik agar kuat. Kemampuan berlari tanpa henti, berenang, memanah, menembak, taktik geriliya, merangkak, dan bela diri adalah contoh dari persiapan fisik. Pelatihan fisik ini bisa dicari dengan mudah di internet.

Sementara yang harus dihindari sebelum hijrah adalah hal-hal yang menghalangi hijrah itu sendiri. Tidak perlu anda menempel stiker di helm misalnya yang bertuliskan Daulah Islam atau yang lainnya yang menimbulkan kecurigaan kepada Anda, sebab hal itu lebih menimbulkan mudharat. Menjelang hijrah sebaiknya tidak menceritakan niat tersebut kepada orang lain, banyak kasus kegagalan hijrah disebabkan karena bercerita kepada temannya, dan temannya itu melapor kepada polisi. Hindari pula membuat status-status yang berhubungan dengan Daulah Islam di media sosial dengan akun asli anda karena itu sama saja mencatatkan diri untuk dicekal ketika hendak hijrah. Jika niat anda hendak menyebarkan berita Daulah Islam, maka gunakanlah VPN dan akun samaran, agar anda tidak terdeteksi. Cermati setiap aktivitas anda, bersikaplah seperti biasa.

Hal yang dihindari diatas adalah bagi anda yang hendak hijrah, sedangkan bagi anda yang memang dicekal yang tidak memungkinkan hijrah dan memang berniat membantu Khilafah dari negrinya maka tidak perlu menghindari hal-hal diatas. Seluruh pilihan ada konsekuensinya, berjuang di sini akan berisiko masuk penjara dan menghadapi interogasi yang sadis. Hijrah juga tak kalah banyak risikonya, diantaranya ditangkap di perbatasan atau mati oleh serangan syiah dan AS.

Satu hal yang wajib dipahami, bahwa hijrah, berjuang di sini, atau cuek terhadap hal ini, sama-sama tidak menunda kematian atau menambah umur. Bertempur dengan musuh tidak mempercepat kematian dan hanya tidur di rumah juga tidak menunda kematian. Ajal sudah ditentukan oleh Allah SWT, sebelum ajal itu apa yang diperbuat, itulah yang akan dipertanggungjawabkan dihadapan Allah SWT kelak. Allah SWT berfirman:

"Dialah yang menciptakan kamu dari tanah, sesudah itu ditentukannya ajal (kematianmu), dan ada lagi suatu ajal yang ada pada sisi-Nya (yang Dia sendirilah mengetahuinya), kemudian kamu masih ragu-ragu (tentang berbangkit itu)". (QS. Al-An’am: 2)

"Sesuatu yang bernyawa tidak akan mati melainkan dengan izin Allah, sebagai ketetapan yang telah ditentukan waktunya. barang siapa menghendaki pahala dunia, niscaya Kami berikan kepadanya pahala dunia itu, dan barang siapa menghendaki pahala akhirat, Kami berikan (pula) kepadanya pahala akhirat itu. dan Kami akan memberi Balasan kepada orang-orang yang bersyukur". (QS. Ali Imran: 145)
"Katakanlah: "Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, Maka Sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan". (QS. Al-Jumu’ah: 8)

Kepada Mujahidin

Kepada Mujahidin di seluruh front jihad, bersatuah dibawah satu panji Daulah Khilafah Islamiyyah. Ambillah manhajnya dan baiatlah khalifahnya. Berperang dibawah panji Khilafah ketika sudah ada khilafah adalah suatu kewajiban. Jamaah-jamaah jihad didirikan hanya dalam rangka koordinasi karena tiadanya khilafah, ketika khilafah sudah ada maka wajib untuk bersatu dibawah panji yang sama.

Kewajiban berperang dibawah panji Khilafah diterangkan oleh hadits yang mewajibkan kaum muslimin untuk mengangkat hanya satu pemimpin untuk seuruh kaum muslimin. Rasulullah SAW bersabda: ”Jika ada dua orang diabiat sebagai khalifah maka bunuhlah yang terakhir dari keduanya.” (HR. Muslim)

Rasulullah SAW bersabda: “Dulu Bani Israil selalu diurus oleh para nabi. Setiap kali seorang nabi meninggal, nabi yang lain menggantikannya. Namun, tidak ada nabi sesudahku; yang akan ada adalah para khalifah, dan berjumlah banyak.” Para Sahabat bertanya, “Apa yang engkau perintahkan kepada kami?” Beliau menjawab, “Penuhilah baiat yang pertama; yang pertama saja. Berikanlah hak mereka. Sesungguhnya Allah akan memintai pertanggungjawaban terhadap urusan yang dibebankan kepada mereka.” (Muttafaq ‘alayh dari Abu Hurairah, dengan lafal al-Bukhari)

Hentikanlah segala aliansi-aliansi jihad, kecuai bahwa aliansi jihad itu dalam naungan Khilafah. Batalkanlah baiat dan sumpah setia kepada siapapun, kecuali kepada Khalifah. Patuhilah setiap perintah dan kebijakan Khilafah, dan sinkorinasasikan gerakan jihad dengan kebijakan Khilafah. Janganlah membuat perjanjian-perjanjian dengan siapapun yang merugikan Khilafah. Tanamkan dalam diri bahwa jamaah jihad tidak lain adalah pasukan Khilafah, yang tersebar di seluruh negri.

Jamaah jihad dilarang keras bekerja sama dengan elemen apapun yang memusuhi Khilafah. Melainkan harus memusuhi siapapun yang hendak menghancurkan Khilafah. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW:

“Siapa saja yang telah membaiat seorang imam/khalifah, lalu memberikan uluran tangan dan buah hatinya, hendaklah ia menaatinya jika mampu. Jika ada orang lain yang hendak merebutnya maka penggallah leher orang itu” (HR Muslim dan Abu Dawud)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar