Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Kepada Thaghut dan Penolongnya

Wahai penghamba dolar dan penjilat pantat Amerika. Sampai kapan engkau terus seperti itu? Sampai kapan engkau menjadi pelaksana tugas musuh-musuh Allah? Sampai kapan engkau terus menukar imanmu dengan seonggok dolar? Tidakkah engkau sadari bahwa engkau saat ini ibarat boneka-boneka yang ditempatkan sebagai tameng mereka, namun ketika engkau sudah tidak berguna maka engkaupun akan dihabisi dan tidak memberikan pertolongan kepadamu.

Lihatlah bagaimana nasib Muammar Ghadafi, Husni Mubarok, Soeharto, Soekarno, dan thaghut lainnya, mereka semuanya ketika tidak sesuai dengan kepentingan AS lagi, maka akan ditumbangkan dan dihabisi. Apakah engkau akan menyusul mereka atau tetap menyelamatkan diri dengan menjilat lebih dalam pantat AS?! Ingatlah bahwa kaum kafir itu sangat licik, dan bisa jadi engkau adalah korban selanjutnya. Berhentilah menghamba kepada AS dan baiatlah Abu Bakar Albaghdady, meski dengan itu engkau akan kehilangan jabatan dan merasakan siksaan yang pedih.

Sesungguhnya selama maut belum menjemputmu, masih ada kesempatan untuk menyelamatkan dirimu dari api neraka. Tinggalkanlah AS! Sungguh tidak ada harganya kenikmatan dunia jika dibandingkan dengan Akhirat. Satu detik engkau merasakan neraka, maka engkau akan mengira tidak pernah merasakan nikmat sedikitpun.  Perhatikan sabda Rasulullah SAW ini, jika engkau masih beriman kepadanya:

“Pada hari kiamat dihadapkan seorang yang termewah di dunia dan ia sebagai calon penghuni neraka, maka dicelupkanlah ia ke dalam neraka sebentar, kemudian dikeluarkan dan ditanya, “Hai anak Adam, pernahkah kamu merasakan kesenangan dan kebahagiaan selama hidupmu?” Jawabnya, “Tidak pernah, wahai Tuhanku”. Kemudian didatangkan seorang yang paling menderita di dunia dan ia calon penghuni surga, maka dicelupkanlah ia sebentar ke dalam surga, kemudian ditanya, “Hai anak Adam, pernahkah kamu menderita kesukaran atau kemalangan selama hidupmu?” Jawabnya, “Tidak wahai Tuhanku, belum pernah saya menderita atau merasakan kesukaran sama sekali”. (HR. Muslim).

Berhentilah menjadi thaghut, sebab ia adalah perkara yang amat hina dihadapan Allah SWT. Siapakah thaghut itu? Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata : “Thaghut adalah wazan fa’alut dari thughyan, sedangkan thugyan itu adalah melampaui batas, yaitu kedzaliman dan aniaya. Maka yang diibadati selain Allah bila dia itu tidak membenci peribadatan tersebut adalah thaghut, oleh sebab itu nabi shallallahu’alaihi wa sallam menamakan patung-patung sebagai thaghut di dalam hadits shahih tatkala beliau berkata: “Dan orang yang menyembah para thaghut dia mengikuti para thaghut itu.” Dan yang ditaati dalam maksiat kepada Allah, juga yang ditaati dalam mengikuti kesesatan dan dalam selain dienul haq, baik dia itu diterima beritanya yang menyelisihi kitabullah atau ditaati perintahnya yang menyelisihi perintah Allah maka ia itu adalah thaghut, oleh sebab itu orang yang dirujuk hukum yang memutuskan dengan selain kitabullah adalah dinamakan thaghut,…” (Majmu’ Al Fatawa: 28/200, lihat kitab Ath Thaghut milik Abu Bashir halaman 66).

Maka perhatikanlah dirimu, apakah engkau termasuk thaghut atau tidak? Dalam artian “apakah engkau diikuti dalam melanggar syariat Allah SWT dan engkau ridha akan hal itu?” jika benar maka engkau adalah thaghut. Jika dalam Al-Qur’an diperintahkan kepada pencuri untuk dipotong tangannya (QS. Al-Baqarah: 178), pezina untuk dicambuk 100 kali (QS. Annur: 2), pelarangan minuman keras (QS. Al-Maidah: 90), lalu engkau memutuskan perkara dengan yang lainnya, misalnya engkau tidak memotong tangan pencuri tetapi malah memenjarakamnya atau engkau malah melegalkan minuman keras dan menarik pajak darinya, lalu keputusanmu itu diikuti, maka engkau adalah thaghut.

Jika benar engkau adalah thaghut maka engkau tidak ada bedanya dengan firaun dan rahib-rahib yang ditaati oleh kaumnya meskipun sudah jelas menyimpang. Allah SWT berfirman:

"Mereka menjadikan orang-orang alimnya dan rahib-rahib mereka sebagai Tuhan selain Allah dan (juga mereka mempertuhankan) Al masih putera Maryam, Padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan yang Esa, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Maha suci Allah dari apa yang mereka persekutukan." (QS. At-Taubah: 31)

Imam At Tirmidzi rahimahullah meriwayatkan, bahwa ketika ayat ini dibacakan oleh Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam di hadapan ‘Adiy ibnu Hatim (seorang shahabat yang asalnya Nashrani kemudian masuk Islam), ‘Adiy ibnu Hatim mendengar ayat-ayat ini dengan vonis-vonis tadi, maka ‘Adiy mengatakan: “Kami (orang-orang Nashrani) tidak pernah shalat atau sujud kepada alim ulama dan rahib (pendeta) kami”, Jadi maksudnya dalam benak orang-orang Nashrani adalah; kenapa Allah memvonis kami telah mempertuhankan mereka, atau apa bentuk penyekutuan atau penuhanan yang telah kami lakukan sehingga kami disebut telah beribadah kepada mereka padahal kami tidak pernah shalat atau sujud atau memohon-mohon kepada mereka? Maka Rasul mengatakan: “Bukankah mereka (alim ulama dan para rahib) menghalalkan apa yang Allah haramkan terus kalian ikut menghalalkannya, dan bukankah mereka telah mengharamkan apa yang Allah halalkan terus kalian ikut mengharamkannya?” Lalu ‘Adiy menjawab: “Ya”, Rasul berkata lagi: “Itulah bentuk peribadatan mereka (orang Nashrani) kepada mereka (alim ulama dan para rahib).”

Pada hari ini, AS sedang menggalang dukungan untuk memerangi Khilafah. Para thaghut pun berbondong-bondong mengikuti tuannya itu dan ikut dalam mendukung perang melawan Khilafah. Sekecil apapun peranmu dalam memerangi khilafah, apakah dengan memberikan uang, senjata, pangkalan udara, pujian, bahkan pelukan dan senyummu kepada AS, sungguh itu akan menjadikan engkau dibangkitkan dihadapan Allah dalam keadaan menganiaya diri sendiri, meskipun engkau terpaksa melakukannya.

"Sesungguhnya orang-orang yang diwafatkan Malaikat dalam Keadaan Menganiaya diri sendiri, (kepada mereka) Malaikat bertanya : "Dalam Keadaan bagaimana kamu ini?". mereka menjawab: "Adalah Kami orang-orang yang tertindas di negeri (Mekah)". Para Malaikat berkata: "Bukankah bumi Allah itu luas, sehingga kamu dapat berhijrah di bumi itu?". orang-orang itu tempatnya neraka Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali. (QS. An-Nisa: 97)

Ayat ini turun berkenaan dengan muslimin makkah yang ikut berperang di barisan kafir Quraisy. Yang dimaksud dengan orang yang Menganiaya diri sendiri di sini, ialah orang-orang muslimin Mekah yang tidak mau hijrah bersama Nabi SAW sedangkan mereka sanggup. mereka ditindas dan dipaksa oleh orang-orang kafir ikut bersama mereka pergi ke perang Badar, akhirnya di antara mereka ada yang terbunuh dalam peperangan itu.

Alhamdulillah, selelsai sudah buku ini ditulis. Semoga menjadi hujjah dihadapan Allah SWT dan mencerahkan pandangan kaum muslimin tentang Daulah Islam. Sesungguhnya kebenaran berasal dari Allah dan kesalahan berasal dari diri saya sendiri. Maha suci Allah dan segala pujian hanya untuk-Nya, Aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang haq kecuali Allah SWT, Aku memohon ampun dan bertaubat kepada Allah atas segala kesalahanku.

Saudaramu,



Ibnu Yakub 

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar