Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Daulah Islamiyah, Kumpulan Mujahid Negarawan Pemberantas Syirik yang Simpatik, Perebut Hati UmmaT


Belajar dari berbagai pelarangan yang disuarakan jajaran aparatur pemerintahan, menunjukkan jika Daulah Islamiyah ini ibaratnya adalah bentuk Tanzhim Al-Qaidah yang merakyat.
Hal ini dikarenakan Daulah Islamiyah merupakan salah satu realisasi saham yang ditanam oleh Tanzhim Al-Qaidah dahulu pada 2006. Dan kini Daulah bagaikan tanzhim Al-Qaidah yang menjadi manajer dari suatu negara yang ia dirikan daripada wilayah-wilayah yang telah ia menangkan.
Ya, tentu saja kesemua sifat tersebut terlepas dari berbagai penentangan yang terjadi dari kubu Al-Qaidah. Namun media-media sama-sama meyakini, jika Daulah Islamiyah merupakan bentuk ‘offshoot’ dari perjuangan Al-Qaidah.
Jika dahulu teknis jihad bagaikan milik orang tertentu secara eksklusif, kini ibaratnya para qaidah shulbah tersebut telah membuka pintu sahamnya secara lebar-lebar dengan menegakkan khilafah jihadiyah.
Maka kini sepak terjang Qaidah Shulbah tersebut menjadi makin inklusif dan makin menjadi milik ummat secara terikat, dengan segala resikonya pula.
Sehingga tidaklah terlalu mengherankan jika ketakutan yang distigmatisasikan oleh aparatur negara dan pengekor-pengekornya saat ini sedemikian hebatnya.
nationKRI
Hal ini disebabkan secara praktis dan nyata, berdirinya khilafah dalam realitanya telah menghancurkan sekat-sekat yang dibangun susah-susah oleh Dunia Kafir semenjak 1945, dan juga sekat-sekat lain yang lebih konservatif.
Bangunan-bangunan yang dihancurkan secara masif tersebut berupa:
1. Kesyirikan Nasionalisme: Daulah Khilafah secara nyata telah menghancurkan sekat-sekat Sykes-Picot yang membentang sepanjang kekuasaan tamkin mereka di Irak dan Syam. Maka tidak heran, para chauvinis seluruh dunia begitu ketakutan jika kekuasannya digoyang karena hancurnya sekat nasionalisme.
2. Kesyirikan Demokrasi: Sebagai bentuk ‘offshoot’ dari gerakan Al-Qaidah yang sejak awal mulanya mengharamkan praktik demokrasi dalam ejawantahan program mereka, maka Daulah Islamiyah mempraktekkan cara baru di era millenium ini dalam mendirikan negara. No Democracy, No Parliament.
3. Kesyirikan Kubur: Daulah Islamiyah secara massif meneruskan dakwah najdiyah yang dengan istiqomah meratakan kuburan-kuburan. Membunuh potensi kesyirikan di dalamnya. Sehingga orang-orang quburiyun dan kalangan pelindungnya di seluruh dunia, termasuk Menteri Agama di negara ini, yang berasal dari salah satu ormas tradisionalis, sedemikian gencarnya mengkampanyekan stigmatisasi pada Daulah Islamiyah. Secara logika, hal ini merupakan tanggapan yang paling alamiah.
4. Kesyirikan kesyirikan kecil lainnya: Seperti meninggalkan amal dan sunnah karena takut dicela begini dan begitu. Tanpa ‘ba bi bu’, Daulah Islamiyah mempropagandakan cara-cara yang terbilang ekstrim bagi peradaban sekuler demokrat liberal yang kini menguasai dunia, dalam melaksanakan syariat islam. Seperti penyaliban pelaku teror di Raqqah, pembunuhan tawanan perang musyrikin syiah, pemenggalan tawanan Nusairiyah, potong tangan terbuka di tanah lapang, dan lain-lainnya. Semuanya dilakukan murni tanpa intervensi, ‘laa yakhaafuuna lau maata laa’im’, tanpa mengindahkan opini publik dunia.
Hmm, inilah sekelimut diantara banyak bangunan-bangunan kontemporer yang telah dihancurkan dengan masif oleh institusi Khilafah. Bangunan-bangunan semacam ini adalah penyakit yang harus disembuhkan secara sukarela maupun paksa, dari jiwa ummat islam pada hari ini.
DKubur1
Dkubur2
Secara geografis, Daulah Islamiyah faktanya dalam taraf yang sama dengan ‘insurgent army’ lainnya di dunia, seperti Hamas, Taliban Afghanistan dan lain-lainnya. Artinya secara praktis untuk saat ini, musykil dan tidak mungkin aksi militer mereka sampai ke Kepulauan Nusantara.
Namun melihat keyakinan yang disebarkan, dipropagandakan oleh Khilafah ini, maka adalah reaksi yang logis dan alamiah dari pihak-pihak yang di dalam hatinya mengandung salah satu atau semua dari beberapa macam penyakit hati. Sehingga orang-orang tersebut yang dalam KTP-nya mengaku islam, tapi menolak dengan demikian dahsyatnya.
Inilah ciri khas ‘mematikan’, yang menyebabkan Daulah Islamiyah mengalami stigmatisasi dan penolakan yang luar biasa. Hal ini ditambah konsistensi penolakan Daulah Islamiyah yag kuat terhadap nasionalisme dan demokrasi. Daulah Islamiyah tidak pernah dan tidak akan merengek pengakuan PBB serta terlibat di dalamnya. Mereka dengan segenap upaya mengejawantahkan pengamalan islam di zaman Rasulullah dan para salaf pendahulu ummat, murni tanpa intervensi.
Ditambah lagi, di wilayah-wilayah yang mereka telah kuasai secara penuh, dengan aksi penegakan syariat islam kaffah demi meraih ridho Allah, mereka berhasil merebut simpati ummat. Maka bolehlah para penganut nasionalisme, liberalisme, demokrasi dan para antek-anteknya khawatir dengan mujahidin-mujahidin ahli negara yang simpatik ini. Dan sekali lagi inilah reaksi alamiah yang logis.
SymDaula1

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar